Sabtu, 04 Oktober 2014




Kata-kata tidak bermakna. Manusialah yang memberi makna. Tetapi kata dapat mengubah jiwa manusia. Dan sesungguhnya, pada jiwa yang berubah, terletak perubahan yang niscaya bagi dunia dan kehidupan. Karenanya, hidupkanlah jiwamu setiap kali mengalirkan kata sehingga tiap-tiap goresan pena akan memiliki ruh!” (Pesan ust.Fauzil Adhim dalam Inspiring Words for Writers). Merinding saat membaca tulisan ini. Sebuah amanah besar untuk seorang penulis. Bukan hanya sekedar menulis biasa tapi perlu ada ruh didalamnya. Bukan hanya menulis tanpa arti tapi harus dituangkan dari dalam hati. Karena sesuatu yang disampaikan dengan hati, insyaAllah akan sampai ke hati juga. Teringat cerita dari kang abik, katanya waktu menuliskan salah satu bagian dari novel ayat-ayat cinta, beliau sempat menangis dan ternyata ketika para pembacanya membaca tulisan dibagian  itu, mereka pun menangis juga. Itu salah satu kekuatan tulisan yang ditulis dari hati. Hal lain yang menginspirasi saya tentang kekuatan ruh adalah perkataan seorang sahabat, dulu ketika beliau menjadi mas’ul disuatu lembaga dakwah kampus. Beliau tidak akan memimpin syuro’ jika malam harinya tidak qiyamul lail dan tilawah 2 juz sebelum memimpin syuro’, kata beliau “nanti ruhnya tidak ada jika tanpa disertai ruhiyah yang matang”. Lalu bagaimana dengan seorang penulis?. Sebelum menulis kita harus melakukan ritual apa dulu? Saya yakin pasti setiap penulis punya caranya sendiri untuk menghidupkan ruh dalam tulisannya. Seorang penulis mempunyai gayanya tersendiri untuk bercerita. Biarkan tulisan itu mengalir dan menyejukkan jiwa-jiwa yang membacanya. “sebuah nasehat akan tersampaikan bila ada cinta diantara kedua belah pihak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar