Sabtu, 04 Oktober 2014




kekuatan pena pun terbukti betapa dahsyatnya.

Saya sedikit kaget. Terhenyak oleh makhluk pertama kali ciptaan Allah sebelum menciptakan makhluk lain. Makhluk ini bukan dari golongan malaikat atau Iblis yang bertahun-tahun menghuni surga. Tapi, ia adalah instrumen yang menjadi cikal bakal skesta alam semesta berserta isinya. Ia adalah goresan tinta yang menuliskan takdir seluruh makhluk-Nya.

Dalam kitab Al-Fawâid, penjelasan tersebut saya dapatkan. Bahwa makhluk pertama kali yang diciptakan oleh Allah adalah al-qalam (pena). Setelah al-qalam Allah mengakhiri seluruh ciptaan-Nya dengan menciptakan ‘maha karya’-Nya yang bernama Nabi Adam.

“Makhluk pertama Allah adalah pena,” kata Ibu Qayyim Al-Jauziyah, penulis buku itu. “Pena itulah yang menuliskan semua takdir makhluk Allah sebelum mereka diciptakan. Adapun Nabi Adam adalah makhluk terakhir yang diciptakan Allah.”

Penciptaan yang dimulai dengan al-qalam kemudian diakhiri dengan manusia (Nabi Adam) sesungguhnya menyimpan hikmah di dalamnya. Ada sinergi antara yang pertama (al-qalam) dan yang terakhir (Nabi Adam). Ketika Allah memulai ciptaan yang pertama berupa pena, sesungguhnya tepat apabila ciptaan yang terakhir adalah manusia. Sebab pena adalah alat ilmu pengetahuan, sedang Adam adalah simbol dari alam.

Dengan kata lain, sinergi itu memantabkan status manusia yang bakal menjadi khalifah di muka bumi yang musti dibekali dengan ilmu pengetahuan. Karena itu, tak berlebihan jika setelah selesai menciptakan Nabi Adam, Allah menyuruh para malaikat sujud di hadapan Nabi Adam karena ilmu yang dimilikinya.

Manusia dan ilmu pengetahuan adalah adalah dua hal yang menjadi keseimbangan tegaknya khalifah di muka bumi. Sebagai wakil Tuhan, manusia harus membekali diri dengan ilmu pengetahuan. Tentu, manusia tidak boleh berhenti menuntut ilmu. Sebab, ketika Allah memperlihatkan Nabi Adam di hadapan para malaikat dan iblis, itu tidak lain karena ingin menunjukkan betapa manusia adalah makhluk yang sempurna (ahsan taqwîm). Adapun kesempurnaan itu selain fisik juga karena ilmu yang dimilikinya.

Dengan pena, ilmu pengetahuan dapat ditransformasikan dari satu tempat ke tempat lainnya dan dari satu generasi ke generasi lainnya. Penalah yang memelihara dan melestarikan ilmu pengetahuan sehingga manusia mengambil manfaat darinya. Maka di kemudian hari, Nabi saw. menegaskan pentingnya ilmu pengetahuan seraya mengatakan bahwa menuntut ilmu itu wajib bagi perempuan dan laki-laki. 

Hubungan yang pertama dan yang terakhir itu menegaskan bahwa manusia yang berilmu tidak pernah sia-sia...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar